MEDAN – Ikatan Mahasiswa Karo Institut Teknologi
Medan (IMKA-ITM) menggelar seminar kebudayaan bertemakan “Mari kita
lestarikan budaya karo, kalau bukan kita siapa lagi“ yang dilaksanakan
di Amaliun Convention Hall Medan, Jumat (11/1/2013).
Ketua Panitia Randa Sanjasta Tarigan mengatakan, pelaksanaan seminar
bertujuan agar mahasiswa karo secara khusus dan masyarakat karo secara
umum dapat mengetahui dan mengerti budaya karo, khususnya dalam ertutur
(perkenalan).
Mahasiswa Fakultas Teknik Industri (FTI) jurusan teknik elektro ini
berharap, dengan seminar ini agar mahasiswa karo yang ada di Sumatera
Utara dapat mengenal budaya karo sesungguhnya dan tidak mengadakan
perkawinan yang dilarang dalam adat karo. Karena di kota besar masih
banyak yang tidak mengetahui ertutur, sehingga banyak yang mengadakan
perkawinan melanggar adat yaitu mengadakan perkawinan dengan turang
(saudara semarga).
“Diharapkan mahasiswa karo mengerti akan budaya dan tidak
meninggalkan warisan leluhur dari budaya karo. Karena warisan tersebut
tidak ternilai harganya dan tidak dapat diperhitungkan dengan uang ,”
katanya.
Ketua IMKA-ITM Imanuel Gurusinga menjelaskan, IMKA-ITM terbentuk pada
19 Januari 2012. Sebelumnya tahun 2004 sudah ada terbentuk Permaka
(Persadan Mahasiswa Karo) dan selama ini mengalami kekosongan (vacuum)
sehingga berdasarkan musyawarah beberapa mahasiswa karo terbentuklah
IMKA-ITM yang dilantik 19 Januari 2012.
Imanuel juga mengatakan, pelaksanaan seminar ini berdasarkan karena
melihat pemuda karo belum mengerti akan ertutur. Khususnya pemuda karo
yang tinggal di perkotaan. Sehingga dengan seminar ini nantinya pemuda
karo tersebut mengerti akan ertutur dan tidak mengadakan perkawinan
dengan turangnya.
Rektor ITM Prof Dr Ilmi Abdullah yang diwakili Ramayana br Tarigan
mengucapkan terimakasih kepada nara sumber karena sudah bersedia
memberikan ilmunya kepada IKA-ITM tentang budaya.
Ramayana mengaku bangga, karena IMKA-ITM sudah membuat terobosan baru
yang dapat dipuji. “ Saya tetap membina agar mahasiswa karo ITM menjadi
pemimpin di masa mendatang ,” katanya.
Ia juga menyampaikan, kehadiran IMKA-ITM sangat didukung ITM serta
seluruh dosen ITM, karena kebaikan IMKA-ITM tersebut dalam konteks
kebaikan. Diingatkan jangan nantinya kehadiran IMKA-ITM membuat
kerenggangan dengan suku lain, tapi IMKA-ITM hadir untuk bisa berbuat
bersama-sama dengan yang lain untuk menjunjung dan menjaga nama baik
ITM.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Medan yang diwakili
Kepala Bidang Kebudayaan Ramlan SE MAP. mengatakan, Kota Medan adalah
kota yang terdiri dari multi etnis. Kota Medan pertama kali ditemukan
oleh suku karo yaitu Guru Patimpus Sembiring. Dengan demikian
membuktikan suku karo sudah lama turut membangun Kota Medan.
Dikatakan, suku karo tersebar di seluruh Kota Medan dan yang paling
mendominasi di wilayah Padang Bulan, Simpang Selayang dan Tuntungan yang
dapat berbaur dengan berbagai suku bangsa dan mata pencahariannya
mendominasi berdagang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar